Uncategorized

“Socrates Cafe”: Sebuah Gerakan Filsafat Global, Bukan Kedai Kopi Biasa

“Socrates Cafe”: Sebuah Gerakan Filsafat Global, Bukan Kedai Kopi Biasa

Socrates Cafe yang ditampilkan pada sampul buku karya Christopher Phillips adalah nama untuk sebuah gerakan diskusi filosofis global, bukan sebuah kedai kopi fisik tertentu. Gerakan ini diilhami oleh metode Sokratik, yang menekankan pada pengajuan pertanyaan untuk mendorong pemikiran kritis dan pemahaman yang lebih dalam.

Asal Usul Gerakan

Christopher Phillips, seorang pendidik dan penulis, mendirikan gerakan ini pada bulan Agustus 1996 di sebuah toko buku di New Jersey, AS. Idenya berasal dari keinginannya untuk mengembalikan filsafat kepada masyarakat umum, di luar lingkungan akademis. Phillips terinspirasi oleh metode Sokrates dari Athena kuno, serta gagasan Café Philosophique yang dipopulerkan oleh Marc Sautet di Paris. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan ruang publik yang terbuka di mana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat berkumpul dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang kehidupan dan realitas.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Kelompok “Socrates Cafe” biasanya bertemu di tempat-tempat umum seperti perpustakaan, pusat komunitas, sekolah, dan kedai kopi, meskipun tempatnya sendiri tidak spesifik. Pertemuan ini terbuka untuk siapa saja, tanpa prasyarat atau persiapan membaca sebelumnya. Sebuah pertanyaan dipilih oleh peserta, dan kemudian dieksplorasi melalui dialog kooperatif menggunakan metode Sokratik. Metode ini melibatkan pemeriksaan silang (elenctic), keraguan (aporia), dan proses “kebidanan ide” (maieutic), yang membantu peserta melahirkan ide dan wawasan baru dari dalam diri mereka sendiri.

Warisan dan Dampak

Gerakan ini telah berkembang menjadi fenomena global, dengan ratusan pertemuan yang dikoordinasikan oleh sukarelawan di seluruh dunia, termasuk di Arab Saudi, Jepang, dan negara lainnya. Phillips, melalui bukunya yang menjadi bestseller internasional, berhasil menunjukkan bahwa pemikiran filosofis yang serius dapat terjadi di mana saja, di antara orang-orang biasa seperti https://nashcafetogo.com/ pekerja konstruksi, ibu rumah tangga, atau pensiunan. Para filsuf dan akademisi memuji upaya ini sebagai hal yang penting untuk menumbuhkan demokrasi yang lebih partisipatif dan mendorong warga negara untuk berpikir kritis tentang kehidupan yang ingin mereka jalani.

Secara keseluruhan, “Socrates Cafe” adalah tentang memupuk keingintahuan, keterbukaan, dan empati melalui kekuatan dialog filosofis, yang membuktikan bahwa kehidupan yang tidak teruji tidak layak untuk dijalani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *